Words can describe anything else..

Rabu, 10 Juli 2013

The Bitter Sweet (Short Story)

 Hello! Just a random story by me yang menurut saya ga jelas banget alurnya dan aneh, gantung banget pula. Kritik saran dan comment nya diperlukan yaa:) Happy reading! :)

The Bitter Sunset


Untuk kedua kalinya, Kuta menjadi saksi bisu pertengkaran ini. Kali ini, lebih banyak blitz-blitz yang cukup menyilaukan mata senja ini. Violeta, cewek berusia 17 tahun dan Rey, seorang bintang yang sedang naik daun tahun-tahun terakhir ini lagi-lagi menjadi sorotan untuk yang kedua kalinya.
“Udahlah Rey! Kamu itu kenapa sih?? Urusin aja sana pacar kamu si Ayra itu!”, bentak Vio.
“Tapi Vio…aku Cuma sayang sama kamu!”, Rey tak kalah keras.
“Omong kosong tau gak!”, Vio mencoba meninggalkan Rey tapi tangannya masih di genggaman Rey.
Plak!
Tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kiri Rey. Dengan menahan amarah dan emosi Vio berlari meninggalkan Rey sendirian yang mulai dikerubungi paparazzi yang memang menunggui mereka daritadi dan merekam semua kejadian pertengkaran mereka…
Vio berlari dan terus berlari, tapi semua kenangannya tiba tiba terlintas di benaknya, bagaimana dia mengenal Rey hingga berakhir dengan pagi yang sungguh menghancurkan semuanya..Semua seperti film yang terus berputar di benak Vio. Yang tak akan hilang meski waktu sekalipun yang menghapuskannya…

Kriiinggggggg!!!
Bel pulang berbunyi yang menandakan semangat siswa-siswi SMAN 36 Jakarta memuncak untuk pulang kerumah dan pergi bermain seusai ujian terakhir yang menyiksa mereka.
“Vioo pulang yukk”, ujar Chacha, teman sebangku Vio dengan wajah lesu
“Yuukk. Eh ntar jadi kan kita refreshingnya??? Ga sabar nih!”, Vio malah dengan semangat 45 mengemasi barang-barangnya
“Serah deh ntar lo jemput gue jam 4 oke ga boleh ngaret!”, ancam Chacha
“Oke bos!”
Tiinn tiinnn!
“Chaa yuk ah cepetan!”, seru Vio dan teman-temannya, Yogi, Arya dan Vivi
“Assalamu ‘alaikum! Acha berangkat maahh!”, seru Chacha sambil berlari menuju mobil Vio dan teman-temannya.
“Yuukk cuss teman-temaaannn!!!”, ujar mereka semua bersamaan
***
Udara dingin menusuk tulang di atmosfer di Kuta, Pulau Dewata. Vio terbangun dari tidurnya. Dia melongok ke jendela, melihat pemandangan sekitar.
‘Sudah hamper sampai hotel’, pikirnya.
Tak sampai 5 menit, mereka sudah sampai di halaman hotel mereka, Hard Rock Hotel.
“Hoooaaammm.. ntar gue tidur dulu ya di kamar. Masih ngantuk beraat”, ujar Vivi dengan mata setengah terbuka setengah tertutup, tanda masih belum sadar dari alam mimpinya.
“Lo kalo belum bangun jug ague cium nih”, kata Arya, bias dibilang pacar Vivi, tapi tak ada yang tau mereka sudah menjalin hubungan atau tidak.
Mereka pun kontan tertawa karena setelah perkataan Arya yang membuat Vivi langsung sadar seketika dan menampar pipi Arya cukup keras, jelas saja Arya meringis kesakitan.
Setelah check in, mereka langsung menuju kamar mereka karena kantuk dan lelah mereka tak tertahankan.
Vio langsung merebahkan diri ke kasur kamarnya dan menutupi wajahnya dengan selimut karena dinginnya. Terasa belum 10 menit Vio memejamkan mata, Chacha langsung teriak membangunkan Vio dari tidurnya, kontan saja Chacha langsung kena semprot Vio yang masih ngantuk berat.
“Ada apa sih Chaaaa lo itu ganggu orang tidur aja deeh ah”, semprot Vio yang langsung menutup mukanya dengan bantal
“Itu Vii ada idola lo di kamar sebelah! Serius deh ga bohong guaaa!”, teriak Chacha histeris
“Siapaaa Chaaa???”, Vio diam sebentar sebelum menyadari semuanya. Dan setelah dia sadar, dia langsung terbangun dan histeris
“Chaaa ciyus chaaa lo ga bohong kan sama guee?? Serius kan chaaa?? Ya ampun cha gue harus tempil cantik dong chaa..”
Drrtt…drrrtt.. Ponsel Vio bergetar tanda sms masuk.
From : 08**********
Morning Violeta:) Wish you have a beautiful day, as you are:)
Mata Vio langsung membelalak menerima sms yang sangat sangat romantic tersebut
To : 08**********
Morning secret guy:) Wish you too:) Btw, ini siapa ya?
From : 08**********
Kamu ga inget Vi? Ga diceritain Al?
Dia mengingat-ingat 2 minggu lalu, ketika Al, sepupunya, ingin mengenalkan dirinya pada seorang cowok, artis lagi naik daun sih katanya, mau nyari pacar.
To : 08**********
Umm gue gak tau nih. Bisa ketemu aja ga?
From : 08**********
Kuta jam 5 sore ya:) Aku tunggu:)
Vio senyum-senyum sendiri membaca sms-sms tersebut. Dia membayangkan artis yang akan ditemuinya nanti sore. Dia menuju cermin di kamarnya, memandangi wajahnya.
‘Aku kan gak cantik…’, batinnya lesu.
“Lo cantik banget kok Vio,..asalkan mau dandan dikit”, hibur Vivi
“Apa gue bias Vi? Gue kan gak secantik dan semodis lo..”, ucapnya lirih
“Gue yakin Vioo.. lo cantik”
Seharian, Vivi dan Chacha hanya menemani Vio ke spa, salon dan sebagainya. Mereka berusaha agar temannya yang satu itu tampil cantik di depan sosok misterius itu. Akhirnya tiba juga waktu yang ditunggu. Vio ditemani Chacha dan Vivi, dia mengenakan summer dress berwarna biru dengan corak kuning cerah dengan sandal, jam tangan, dan rambut yang sengaja diurai. Chacha dan Vivi sengaja mengintip Vio tanpa sepengetahuan Vio, kalau sampai ketahuan, Vio bakal tengsin setengah mati.
Setelah lama mencari-cari, Vio menangkap sosok di kejauhan menghadap laut lepas yang kejinggaan diterpa matahari yang mulai terbenam, lalu sosok itu menoleh kearahnya dan tersenyum manis. Jantung Vio serasa berhenti saat itu juga. Darahnya mengalir deras, dan seakan tubuhnya kaku tak bergerak.
‘Apa gue gak mimpi? Ini pasti mimpi kan? Oh God.. help me!! I’ve just melted here… Dia kan.. diaa….’, dia melamun sampai sosok itu menghampirinya
“Hei Violeta.. kenal aku kan?”, sosok itu menyalami Vio, tapi Vio masih diam tak bergerak. Hanya tersenyum tipis, yang terlihat gugup
“Eh..nggg… i..iya kenal kok..”, ucap Vio terbata-bata karena saking gugupnya.
“Kamu kaget aku kesini?”
“Eh iyalah kak..gimana engga..kakak kan…”
“Emangnya artis bukan manusia ya sampe kamu segitu kagetnya? Udah ah duduk dulu. Kasian masa cantik cantik berdiri terus sih”, Rey, sosok yang menemui Vio, yang notabene adalah idola Vio selama ini menarik Vio untuk duduk dihamparan pasir itu, tentunya disampingnya. Jelas sajaVio merasa wajahnya panas dan salah tingkah
“Vio..aku tau kita baru ketemu sekali ini..dan kamu pastinya kaget setelah tau ini semua..”
“Maksud kakak apa?”
“Aku sayang sama kamu Vio…aku sering mengamati kamu disekolah, walau kamu ga menyadarinya. Aku selalu memperhatikan kamu di waktu senggang ku, sampai sampai Ken, yah kamu tau sendirilah aku paling deket sama Ken..Dia rela ngajak pacarnya juga buat nemenin aku merhatiin kamu disekolah..sampe nyamar nyamar juga pacarnya jadi anak kuliahan yang lagi skripsi terus bagiin angket yang emang sengaja disebar di kelas kamu aja. Masih inget ada anak kuliah psikologi yang bagiin angket tentang Cinta dan Perasaan gak?”
Vio kaget. Dia ingat saat kakak yang amat sangat Cantik itu datang ke kelasnya, Kak Lyra. Saat membagi angket itu padanya, Lyra tersenyum manis padanya, seolah mengenalnya.
“Inget kok kak…”
“Abis itu gue baca jawaban dari angket lo..dari situ gue tau sifat lo..gue tau perasaan lo..”
“Kak…aku masih ga percaya semua ini…”
“Aku tau kamu kaget..tapi kamu udah tau kan aku sayang sama kamu? Sayang banget…”
Vio merasakan waktu yang dijalaninya seperti berhenti. Seakan tak ingin waktu segera berakhir..
Waktu demi waktu Vio jalani dengan Rey, meski mereka tidak menjalani hubungan khusus, tapi Rey selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi Vio, dalam darurat sekalipun. Pagi ini, Vio terbangun karena suara TV yang sangat keras dikamarnya, mungkin dia lupa mematikannya semalam karena semalam dia terkena insomnia. Jadilah TV itu menyala sepanjang malam. Vio mengucek matanya beberapa kali, dan mencoba melihat acara TV yang disiarkan pagi itu. Sebuah acara gossip, yang menampilkan berita seputar artis artis ternama yang sedang naik daun. Ketika akan mengganti saluran TV, Vio seperti tersambar petir, hatinya sakit dan sesak mendengar berita itu.
“Jadi gimana nih hubungan kalian sejauh ini? Kok Ayra kayaknya galau terus nih di tweetsnya..”, ucap si Presenter TV
“Ya kita sih belum serius pacaran mbak, secara kan kak Rey juga masih harus sekolah kan? Dia kan bentar lagi UN. Dan aku juga sebisa mungkin ngerti dia mbak..”
“Mas Rey sendiri gimana?”
“Ya aku sih sayang banget mbak sama Ayra.. dia bisa ngerti kegiatan ku mbak..”
“Terus yang sama mas Rey di Bali waktu lalu itu siapa mas?”
Rey kelihatan gugup dan kaget, lalu dengan santai menjawabnya.
“Ah..dia bukan siapa siapa mbak.. cuma adek aku mbak, sepupu. Lama gak ketemu mbak, terus ketemu disitu, maklum lah saudara lama ketemu kan pasti kangen…”
Jadi Rey hanya menganggap Vio sebagai sepupunya? Padahal dia tak pernah bilang begitu padanya.. Vio langsung mematikan TV itu seketika dan meluapkan kesedihannya dengan menangis..
Vio terus berlari hingga sampai pada suatu tempat, sebuah kafe yang cukup ramai. Dia duduk di salah satu bangku pojok di dekat jendela setelah pelayan yang mencatat pesanannya itu menyiapkan pesanannya. Tak lama kemudian salah satu pelayan datang membawakan pesanannya. Vio hanya menatap frapuccino dihadapannya miris, lalu perlahan menghisapnya. Sungguh dia tak tahan dengan semua yang terus berjalan. Tapi yang dia tau, dia harus kuat. Kalau dia sudah melupakannya bukankah dia tak akan sesakit ini? Tiba tiba saja sebuah senyuman terukir di sudut bibirnya, tentunya pahit. Vio melongok keluar, sambil menatap hujan yang mulai turun, dia  berjanji, dia akan melupakan semuanya, dia akan mulai awal yang baru tanpanya, Rey, masa lalu kelamnya..


0 comment(s):

Posting Komentar

© My Own Words, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena