Hello! Just a random story by me yang menurut saya ga jelas banget alurnya dan aneh, gantung banget pula. Kritik saran dan comment nya diperlukan yaa:) Happy reading! :)
The Bitter Sunset
Untuk kedua kalinya, Kuta menjadi saksi bisu pertengkaran
ini. Kali ini, lebih banyak blitz-blitz
yang cukup menyilaukan mata senja ini. Violeta, cewek berusia 17 tahun dan Rey,
seorang bintang yang sedang naik daun tahun-tahun terakhir ini lagi-lagi
menjadi sorotan untuk yang kedua kalinya.
“Udahlah Rey! Kamu itu kenapa sih?? Urusin aja sana pacar kamu
si Ayra itu!”, bentak Vio.
“Tapi Vio…aku Cuma sayang sama kamu!”, Rey tak kalah keras.
“Omong kosong tau gak!”, Vio mencoba meninggalkan Rey tapi
tangannya masih di genggaman Rey.
Plak!
Tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kiri Rey. Dengan
menahan amarah dan emosi Vio berlari meninggalkan Rey sendirian yang mulai
dikerubungi paparazzi yang memang
menunggui mereka daritadi dan merekam semua kejadian pertengkaran mereka…
Vio berlari dan terus berlari, tapi semua kenangannya tiba
tiba terlintas di benaknya, bagaimana dia mengenal Rey hingga berakhir dengan
pagi yang sungguh menghancurkan semuanya..Semua seperti film yang terus
berputar di benak Vio. Yang tak akan hilang meski waktu sekalipun yang
menghapuskannya…
Kriiinggggggg!!!
Bel pulang berbunyi yang menandakan semangat siswa-siswi SMAN
36 Jakarta memuncak untuk pulang kerumah dan pergi bermain seusai ujian
terakhir yang menyiksa mereka.
“Vioo pulang yukk”, ujar Chacha, teman sebangku Vio dengan
wajah lesu
“Yuukk. Eh ntar jadi kan kita refreshingnya??? Ga sabar
nih!”, Vio malah dengan semangat 45 mengemasi barang-barangnya
“Serah deh ntar lo jemput gue jam 4 oke ga boleh ngaret!”,
ancam Chacha
“Oke bos!”
Tiinn tiinnn!
“Chaa yuk ah cepetan!”, seru Vio dan teman-temannya, Yogi,
Arya dan Vivi
“Assalamu ‘alaikum! Acha berangkat maahh!”, seru Chacha
sambil berlari menuju mobil Vio dan teman-temannya.
“Yuukk cuss teman-temaaannn!!!”, ujar mereka semua bersamaan
***
Udara dingin menusuk tulang di atmosfer di Kuta, Pulau
Dewata. Vio terbangun dari tidurnya. Dia melongok ke jendela, melihat
pemandangan sekitar.
‘Sudah hamper sampai hotel’, pikirnya.
Tak sampai 5 menit, mereka sudah sampai di halaman hotel
mereka, Hard Rock Hotel.
“Hoooaaammm.. ntar gue tidur dulu ya di kamar. Masih ngantuk
beraat”, ujar Vivi dengan mata setengah terbuka setengah tertutup, tanda masih
belum sadar dari alam mimpinya.
“Lo kalo belum bangun jug ague cium nih”, kata Arya, bias
dibilang pacar Vivi, tapi tak ada yang tau mereka sudah menjalin hubungan atau
tidak.
Mereka pun kontan tertawa karena setelah perkataan Arya yang
membuat Vivi langsung sadar seketika dan menampar pipi Arya cukup keras, jelas
saja Arya meringis kesakitan.
Setelah check in, mereka langsung menuju kamar mereka karena
kantuk dan lelah mereka tak tertahankan.
Vio langsung merebahkan diri ke kasur kamarnya dan menutupi
wajahnya dengan selimut karena dinginnya. Terasa belum 10 menit Vio memejamkan
mata, Chacha langsung teriak membangunkan Vio dari tidurnya, kontan saja Chacha
langsung kena semprot Vio yang masih ngantuk berat.
“Ada apa sih Chaaaa lo itu ganggu orang tidur aja deeh ah”,
semprot Vio yang langsung menutup mukanya dengan bantal
“Itu Vii ada idola lo di kamar sebelah! Serius deh ga bohong
guaaa!”, teriak Chacha histeris
“Siapaaa Chaaa???”, Vio diam sebentar sebelum menyadari
semuanya. Dan setelah dia sadar, dia langsung terbangun dan histeris
“Chaaa ciyus chaaa lo ga bohong kan sama guee?? Serius kan
chaaa?? Ya ampun cha gue harus tempil cantik dong chaa..”
Drrtt…drrrtt.. Ponsel Vio bergetar tanda sms masuk.
From : 08**********
Morning Violeta:) Wish you have a beautiful day, as you are:)
Mata Vio langsung membelalak menerima sms yang sangat sangat
romantic tersebut
To : 08**********
Morning secret guy:) Wish you too:) Btw, ini siapa ya?
From : 08**********
Kamu ga inget Vi? Ga diceritain Al?
Dia mengingat-ingat 2 minggu lalu, ketika Al, sepupunya,
ingin mengenalkan dirinya pada seorang cowok, artis lagi naik daun sih katanya,
mau nyari pacar.
To : 08**********
Umm gue gak tau nih. Bisa ketemu aja ga?
From : 08**********
Kuta jam 5 sore ya:) Aku tunggu:)
Vio senyum-senyum sendiri membaca sms-sms tersebut. Dia
membayangkan artis yang akan ditemuinya nanti sore. Dia menuju cermin di
kamarnya, memandangi wajahnya.
‘Aku kan gak cantik…’, batinnya lesu.
“Lo cantik banget kok Vio,..asalkan mau dandan dikit”, hibur
Vivi
“Apa gue bias Vi? Gue kan gak secantik dan semodis lo..”,
ucapnya lirih
“Gue yakin Vioo.. lo cantik”
Seharian, Vivi dan Chacha hanya menemani Vio ke spa, salon
dan sebagainya. Mereka berusaha agar temannya yang satu itu tampil cantik di
depan sosok misterius itu. Akhirnya tiba juga waktu yang ditunggu. Vio ditemani
Chacha dan Vivi, dia mengenakan summer
dress berwarna biru dengan corak kuning cerah dengan sandal, jam tangan,
dan rambut yang sengaja diurai. Chacha dan Vivi sengaja mengintip Vio tanpa
sepengetahuan Vio, kalau sampai ketahuan, Vio bakal tengsin setengah mati.
Setelah lama mencari-cari, Vio menangkap sosok di kejauhan
menghadap laut lepas yang kejinggaan diterpa matahari yang mulai terbenam, lalu
sosok itu menoleh kearahnya dan tersenyum manis. Jantung Vio serasa berhenti
saat itu juga. Darahnya mengalir deras, dan seakan tubuhnya kaku tak bergerak.
‘Apa gue gak mimpi? Ini pasti mimpi kan? Oh God.. help me!!
I’ve just melted here… Dia kan.. diaa….’, dia melamun sampai sosok itu
menghampirinya
“Hei Violeta.. kenal aku kan?”, sosok itu menyalami Vio, tapi
Vio masih diam tak bergerak. Hanya tersenyum tipis, yang terlihat gugup
“Eh..nggg… i..iya kenal kok..”, ucap Vio terbata-bata karena
saking gugupnya.
“Kamu kaget aku kesini?”
“Eh iyalah kak..gimana engga..kakak kan…”
“Emangnya artis bukan manusia ya sampe kamu segitu kagetnya?
Udah ah duduk dulu. Kasian masa cantik cantik berdiri terus sih”, Rey, sosok
yang menemui Vio, yang notabene adalah idola Vio selama ini menarik Vio untuk
duduk dihamparan pasir itu, tentunya disampingnya. Jelas sajaVio merasa
wajahnya panas dan salah tingkah
“Vio..aku tau kita baru ketemu sekali ini..dan kamu pastinya
kaget setelah tau ini semua..”
“Maksud kakak apa?”
“Aku sayang sama kamu Vio…aku sering mengamati kamu
disekolah, walau kamu ga menyadarinya. Aku selalu memperhatikan kamu di waktu
senggang ku, sampai sampai Ken, yah kamu tau sendirilah aku paling deket sama
Ken..Dia rela ngajak pacarnya juga buat nemenin aku merhatiin kamu
disekolah..sampe nyamar nyamar juga pacarnya jadi anak kuliahan yang lagi
skripsi terus bagiin angket yang emang sengaja disebar di kelas kamu aja. Masih
inget ada anak kuliah psikologi yang bagiin angket tentang Cinta dan Perasaan
gak?”
Vio kaget. Dia ingat saat kakak yang amat sangat Cantik itu
datang ke kelasnya, Kak Lyra. Saat membagi angket itu padanya, Lyra tersenyum
manis padanya, seolah mengenalnya.
“Inget kok kak…”
“Abis itu gue baca jawaban dari angket lo..dari situ gue tau
sifat lo..gue tau perasaan lo..”
“Kak…aku masih ga percaya semua ini…”
“Aku tau kamu kaget..tapi kamu udah tau kan aku sayang sama
kamu? Sayang banget…”
Vio merasakan waktu yang dijalaninya seperti berhenti. Seakan
tak ingin waktu segera berakhir..
Waktu demi waktu Vio jalani dengan Rey, meski mereka tidak
menjalani hubungan khusus, tapi Rey selalu menyempatkan waktu untuk menghubungi
Vio, dalam darurat sekalipun. Pagi ini, Vio terbangun karena suara TV yang
sangat keras dikamarnya, mungkin dia lupa mematikannya semalam karena semalam
dia terkena insomnia. Jadilah TV itu
menyala sepanjang malam. Vio mengucek matanya beberapa kali, dan mencoba
melihat acara TV yang disiarkan pagi itu. Sebuah acara gossip, yang menampilkan berita seputar artis artis ternama yang
sedang naik daun. Ketika akan mengganti saluran TV, Vio seperti tersambar
petir, hatinya sakit dan sesak mendengar berita itu.
“Jadi gimana nih
hubungan kalian sejauh ini? Kok Ayra kayaknya galau terus nih di tweetsnya..”,
ucap si Presenter TV
“Ya kita sih belum
serius pacaran mbak, secara kan kak Rey juga masih harus sekolah kan? Dia kan
bentar lagi UN. Dan aku juga sebisa mungkin ngerti dia mbak..”
“Mas Rey sendiri
gimana?”
“Ya aku sih sayang
banget mbak sama Ayra.. dia bisa ngerti kegiatan ku mbak..”
“Terus yang sama mas
Rey di Bali waktu lalu itu siapa mas?”
Rey kelihatan gugup dan
kaget, lalu dengan santai menjawabnya.
“Ah..dia bukan siapa
siapa mbak.. cuma adek aku mbak, sepupu. Lama gak ketemu mbak, terus ketemu
disitu, maklum lah saudara lama ketemu kan pasti kangen…”
Jadi Rey hanya menganggap Vio sebagai sepupunya? Padahal dia
tak pernah bilang begitu padanya.. Vio langsung mematikan TV itu seketika dan
meluapkan kesedihannya dengan menangis..
Vio terus berlari hingga sampai pada suatu tempat, sebuah kafe
yang cukup ramai. Dia duduk di salah satu bangku pojok di dekat jendela setelah
pelayan yang mencatat pesanannya itu menyiapkan pesanannya. Tak lama kemudian
salah satu pelayan datang membawakan pesanannya. Vio hanya menatap frapuccino dihadapannya miris, lalu
perlahan menghisapnya. Sungguh dia tak tahan dengan semua yang terus berjalan.
Tapi yang dia tau, dia harus kuat. Kalau dia sudah melupakannya bukankah dia
tak akan sesakit ini? Tiba tiba saja sebuah senyuman terukir di sudut bibirnya,
tentunya pahit. Vio melongok keluar, sambil menatap hujan yang mulai turun,
dia berjanji, dia akan melupakan
semuanya, dia akan mulai awal yang baru tanpanya, Rey, masa lalu kelamnya..
0 comment(s):
Posting Komentar